Perkembangan teknologi informasi
telah menciptakan sebuah “ruang baru” yang bersifat artifisial dan maya, yaitu cyberspace.
Ruang baru ini telah mengalihkan berbagai aktivitas manusia (politik, sosial, ekonomi,
kultural, spiritual, bahkan seaksual)
dari dunia nyata ke dunia maya yang dikenal dengan dunia tanpa batas. Sehingga apapun yang dapat dilakukan di dunia nyata, kini dapat juga dilakukan dalam bentuk artifisialnya dalam cyberspace.
Sebuah migrasi besar-besaran kehidupan manusia tampaknya tengah berlangsung, yaitu migrasi dari jagat nyata ke jagat maya dari kehidupan di ruang nyata menuju kehidupan di ruang maya. Migrasi kemanusiaan ini telah menimbulkan perubahan besar dalam cara setiap orang menjalani dan memaknai kehidupan. Cyberspace menciptakan sebuah kehidupan yang mungkin nantinya sebagian besar akan dibangun seluruhnya oleh model kehidupan yang dimediasi secara mendasar oleh teknologi, sehingga berbagai fungsi alam kini diambil alih oleh subtitusi teknologisnya, yang disebut kehidupan artifisial.
Realitas-realitas sosial budaya yang
ada di dunia nyata kini mendapatkan tandingan-tandingannya. Pada akhirnya,
batas antara keduanyamenjadi kian kabur. Cyberspace yang terbentuk oleh
jaringan komputer dan informasi yang terhubungkan secara global telah
menawarkan bentuk-bentuk komunitasnya sendiri (virtual community),
bentuk realitasnya (virtual reality), dan bentuk “ruang” nya sendiri (cyeberspace).dari dunia nyata ke dunia maya yang dikenal dengan dunia tanpa batas. Sehingga apapun yang dapat dilakukan di dunia nyata, kini dapat juga dilakukan dalam bentuk artifisialnya dalam cyberspace.
Sebuah migrasi besar-besaran kehidupan manusia tampaknya tengah berlangsung, yaitu migrasi dari jagat nyata ke jagat maya dari kehidupan di ruang nyata menuju kehidupan di ruang maya. Migrasi kemanusiaan ini telah menimbulkan perubahan besar dalam cara setiap orang menjalani dan memaknai kehidupan. Cyberspace menciptakan sebuah kehidupan yang mungkin nantinya sebagian besar akan dibangun seluruhnya oleh model kehidupan yang dimediasi secara mendasar oleh teknologi, sehingga berbagai fungsi alam kini diambil alih oleh subtitusi teknologisnya, yang disebut kehidupan artifisial.
Cyberspace berasal
dari bahasa Yunani, asal katanya adalah kubernan yang berarti ruang maya
tanpa batas, imajinatif dan dapat dihayati melalui perwujudan virtual. Cyberspace
merupakan ruang yang diwujudkan melalui (jaringan) computer, sifatnya digital
dan direpresentasikan dalam satuan bit.
Perkembangan cyberspace telah
mempengaruhi kehidupan sosial pada berbagai tingkatannya. Keberadaan cyberspace
tidak saja telah menciptakan perubahan sosial yang sangat mendasar. Pengaruh cyberspace
terhadap kehidupan sosial setidaknya tampak pada tiga tingkat : individu,
antarindividu, dan komunitas.
Pada tingkat individu, cyberspace
menciptakan perubahan mendasar dalam pemahaman kita tentang diri dan identitas.
Struktur cyberspace membuka ruang yang lebar bagi setiap orang untuk
secara artifisial menciptakan konsep tentang diri dan identitas. Kekacauan
identitas akan mempengaruhi persepsi, pikiran, personalitas, dan gaya hidup
setiap orang. Bila setiap orang bisa menjadi siapapun, sama artinya semua orang
bisa menjadi beberapa orang yang berbeda pada saat yang sama. Pada
akhirnya yang ada dalam cyberspace adalah permainan identitas: identitas
baru, identitas palsu, identitas ganda, identitas jamak.
Tingkat interaksi antarindividu,
hakikat cyberspace sebagai sebagai dunia yang terbentuk oleh jaringan (web)
dan hubungan (connection) bukan oleh materi. Kesalingterhubungan dan
kesalingbergantungan secara virtual merupakan ciri dari cyberspace.
Karena hubungan, relasi, dan interaksi sosial di dalam cyberspace
bukanlah antarfisik dalam sebuah wilayah atau teritorial, yaitu interaksi
sosial yang tidak dilakukan dalam sebuah teritorial yang nyata.
Pada tingkat komunitas, cyberspace
dapat menciptakan satu model komunitas demokratis dan terbuka. Karena komunitas
virtual dibangun bukan di dalam teritorial yang konkret, maka persoalan
didalamnya adalah persoalan normatif, pengaturan, dan kontrol. Dalam komunitas
virtual cyberspace, pemimpin, aturan main, kontrol sosial tersebut tidak
berbentuk lembaga, sehingga keberadaannya sangat lemah. Jadi, di dalamnya,
seakan-akan “apa pun boleh”.
kerennnn
BalasHapusShip!!!!!!!!!!!...... :)